Featured :

Friday, January 29, 2016

Sistem Aeroponik

Berikut ini merupakan isi tugas kliping mata pelajaran bioekonomi kelas 11 mengenai sistem aeroponik. Diambil dari berbagai sumber di internet.

SISTEM AEROPONIK



DEFINISI

PENGERTIAN SISTEM HIDROPONIK

Hidroponik adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman. 

Kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit daripada kebutuhan air pada budidaya dengan tanah. Hidroponik menggunakan air yang lebih efisien, jadi cocok diterapkan pada daerah yang memiliki pasokan air yang terbatas.

Mekanisme penerapan sistem hidroponik cukup beragam. Diantaranya adalah Wick System, Nutrient Film Technique, Water Culture, dan Aeroponik. Diantaranya ialah sistem aeroponik yang akan dibahas dalam postingan ini.



PENGERTIAN SISTEM AEROPONIK
Kata aeroponik berasal dari bahasa Yunani dengan menggunakan kata aero yang berarti udara, dan ponus yang berarti daya.  Aeroponik merupakan penerapan teknik hidroponik yang memberdayakan udara sebagai media perakarannya. 

Cara budi daya menggunakan sistem aeroponik diterapkan pertama kalinya oleh Dr. Franco Massatini dari University of Pia, Italia. Di Indonesia, usaha aeroponik komersial pertama kali dilakukan oleh Amazing Farm pada tahun 1998 di Lembang, Bandung.

Jenis - jenis tanaman yang dapat ditanam secara aeroponik, diantaranya ialah sayuran, buah-buahan, dan tanaman hias. Sayuran seperti salada, sawi, wortel, bawang merah, bawang daun, seledri, buah melon, tomat, mentimun, semangka, dan tanaman anggrek, kaladium, serta kaktus telah duiji ketahananya dalam sistem ini.



MANFAAT SISTEM AEROPONIK
Kebutuhan tanah yang lebih sempit untuk sistem aeroponik memberikan manfaat bagi petani yang tak memiliki lahan luas. Aeroponik memberikan peluang investasi bagi mereka yang hobi  memelihara tanaman dengan lahan yang tak lebih dari pekarangan rumah mereka. Usaha sistem aeroponik menjanjikan penghematan biaya dan bahkan kualitas jual yang lebih terjamin. 


CARA KERJA DAN PROSES


Dalam sistem aeroponik, udara yang memiliki larutan hara tinggi diberdayakan sehingga membentuk kabut dan mengenai batang dan akar tanaman. Udara ini disemprotkan dengan larutan nutrisi untuk tumbuhan dan kemudian membentuk kabut buatan. 

Penerapan aeroponik sederhana dapat dilakukan dengan langkah – langkah berikut. Pertama, styrofoam berbentuk lembaran diberi lubang di bagian tengahnya. Kemudian, menggunakan ganjal busa atau rockwool, seikat sayuran dimasukan dan tertahan dalam lubang pada styrofoam tersebut, dengan keadaan akar tanaman menjuntai ke bawah.
Sebuah mekanisme penyiraman atau sprinkler kemudian diposisikan dibawah helaian styrofoam tersebut, sehingga larutan yang keluar dari sprinkler akan terbawa udara dan menguap menuju akar tanaman yang ada diatasnya.

Sprinkler ini dijalankan pompa bertekanan tinggi dan harus terus – menerus menyemprotkan larutan zat hara. Sebab bilamana pompa berhenti lebih dari 20 menit saja sejak penyemprotan terakhir, tanaman akan layu. Bagian yang tak kalah penting ialah pengikatan oksigen oleh kabut air sehingga kandungan oksigen untuk respirasi akar juga ikut meningkat.

Prinsip dasar sistem aeroponik
Pada skema aeroponik diatas, tanaman digantung  pada bak penampung dan diposisikan berada diatas sprinkler yang akan menyemprotkan zat hara secara periodik, membentuk kabut. Cadangan zat hara disimpan dalam reservoir dan mengalir menuju pompa untuk kemudian disemprotkan.

Sayuran yang baik untuk ditaman secara aeroponik antara lain selada, kangkung, kailan, dan caisim. Sayuran yang digunakan biasanya ialah yang sudah berumur beberapa minggu. Uniknya, sayuran hasil budi daya aeroponik terbukti memiliki kualitas baik, segar, higienis, dan beraroma lebih kuat. Itu sebabnya sayuran aeroponik biasa dikonsumsi kalangan menengah keatas.

Akar tanaman diposisikan tergantung di udara dengan ditampung styrofoam. Pengkabutan merata menggunakan udara akan mengakibatkan akar menyerap larutan nutrisi pada udara tersebut. Aeroponik memiliki ciri khas yang membuatnya sangat efektif karena dapat menghasilkan butiran cairan atau droplet yang berukuran sangat kecil sehingga mudah diserap  bagian tanaman.  Penggunaan udara membuat tanaman mampu memperoleh O2 dengan jumlah lebih banyak dibanding media perakaran lainnya, seperti tanah padat. Ini juga mengakibatkan dipercepatnya proses metabolisme tumbuhan beserta pertumbuhannya. Selain itu, sistem aeroponik juga menghemat penggunaan air dan pupuk.

Terdapat 2 jenis sistem aeroponik, yakni Low Pressure Aeroponic dan High Pressure Aeroponic. Keduanya berbeda  dalam hal ukuran partikel air beserta metode penyemprotannya. Aeroponik bertekanan rendah membutuhkan biaya cukup mahal namun sangat mudah dibuat. Sayangnya, aeroponik tekanan rendah tidaklah efisien. Pompa yang bertekanan rendah ini tak mampu membentuk kabut halus yang menjangkau lebih sedikit tanaman. Sistem ini lebih cocok digunakan  dalam skala instalasi rumahan. 

Sebaliknya, aeroponik bertekanan tinggi pernah dikembangkan oleh NASA  untuk penelitian menanam di luar angkasa. Sistem ini lebih mahal, lebih sulit perawatannya, namun menjamin penyerapan nutrisi yang lebih padat. Sistem ini memerlukan air bertekanan antara 60 hingga 80 PSI, sehingga mampu membentuk kabut halus yang menjangkau lebih luas.
Skema high-pressure aeroponic yang digunakan pada umumnya
Larutan nutrisi yang tersimpan di reservoir dipompa menuju pressure tank oleh pompa booster. Pompa booster terhubung dengan timer atau saklar yang menentukan periode penyiraman. Penyiraman biasanya berlangsung 2 hingga 4 detik dengan periode 3 - 5 menit. Pressure tank akan berfungsi memberikan tekanan pada pompa. Sifat air yang menekan ke segala arah akan menyebabkan tekanan air yang dikeluarkan tiap sprinkler sama dengan debit air yang sama pula, sekitar 1.5 mililiter per detik untuk setiap mist sprayer / sprinkler. Setiap mist sprayer dapat menjangkau area hingga 60x60 cm.
Sesi penyemprotan berlangsung hingga tekanan dalam tangki turun dari 80 PSI saat mulai penyemprotan, hingga 60 PSI. Saklar akan kemudian membuat pompa booster menekan kembali pressure tank hingga 80 PSI. Titik - titik air yang tidak berhasil terserap akar akan diletakkan kembali ke reservoir.

Semisal suatu sistem aeroponik tekanan tinggi dibuat melakukan penyemprotan selama 2 detik untuk periode 5 menit sekal, maka volume air yang dikeluarkan tiap sprinkler dirumuskan sebagai 2 detik . 1.5 ml/detik . 5 ml/menit = 0.6 mililiter per menit. Bilamana terdapat 40 mist sprayer, makan total pengeluaran volume air ialah 40 . 0,6 = 24 mililiter/menit. Ini membuat satu pompa mampu memberdayakan ratusan mist sprayer, selama waktu yang dibutuhkan pompa untuk mengisi kembali tekanan pada pressure tank masih lebih cepat dibanding waktu yang diperlukan untuk menurunkan dari 80 hingga 60 PSI pada saat penyemprotan.



PRINSIP PEMBUATAN HIGH PRESSURE AEROPONIC
1. Pembuatan wadah tanaman dapat dibuat meniru bentuk kolam menggunakan styrofoam tebal, dengan ketinggian 30 - 50 cm.

2. Mist sprayer yang digunakan memiliki lubang maksimal 0.8 mm. Biasa terdapat pada toko perlengkapan greenhouse atau sarana irigasi. Berikut ini mist sprayer bermerek Antelco yang khusus dibuat untuk membentuk kabut.

3. Timer  yang digunakan adalah cycle timer yang biasa terdapat pada lampu kuning flip-flop. Timer digital tak dapat digunakan.

4. Pemilihan pompa booster dan pressure tank perlu memperhatikan panjang dan ketinggian wadah tanaman yang direncanakan. Pressure tank pada prinsipnya hanya meringankan kerja pompa booster. Semakin besar tankinya, maka umur pompa booster bisa bertahan lebih lama.

5. Volume reservoir dapat disamakan seperti dalam sirkulasi NFT, yaitu 1 liter untuk 3 tanaman.

PERAWATAN SISTEM HIGH PRESSURE AEROPONIC
Penyemprotan tidak boleh dilakukan terlalu sering sehingga menghasilkan embun di akar. Kelembaban juga sebaiknya didasarkan pada Relative Humidity pada 60 - 70%. Penggantian nutrisi sebaiknya dilakukan saat persedian di reservoir habis. Air dalam pressure tank juga perlu dikosongkan dahulu. Penempatan pressure tank, reservoir, beserta pompa booster juga tak seharusnya yang berkontak langsung dengan sinar matahari.



KELEBIHAN - KELEMAHAN


KELEBIHAN

Sistem aeroponik memiliki kebutuhan lahan yang lebih sempit, dan tak memerlukan kontur yang datar. Ini dikarenakan sistem aeroponik menggunakan udara sebagai media perakarannya. Selain itu, sistem aeroponik dapat disusun secara vertikal tanpa mengurangi produktifitas lahan. 

Waktu yang diperlukan untuk menghasilkan sayuran yang baik relatif lebih cepat dibanding media perakaran di tanah. Sayuran sudah dapat dipanen setelah kurang – lebih 1 bulan. Dan bilamana kita menanam sayuran untuk setiap harinya, maka setiap hari pula kita dapat memanen sayuran. Sistem aeroponik tak memerlukan pengolahan lahan karena penyiraman dapat otomatis dilakukan dengan mekanisme timer. 

Penggunaan air dalam sistem aeroponik terbukti sangat efisien dibanding menyiram di tanah padat. Dengan begitu, tenaga kerja manusia yang diserap juga lebih sedikit. Pertumbuh-kembangan yang dialami tanaman juga sangat intensif - efisien. 

Selain itu,  sistem aeroponik membuat kita dapat memperkirakan keperluan nutrisi bagi tanaman dengan ukuran formula yang pasti. Konsumsi oksigen yang maksimal oleh tanaman mampu memperlambat pertumbuhan patogen berbahaya.  Hama juga akan sulit menyerang tanaman karena letaknya tidak dekat di tanah. Penggunaan green house untuk menampung sistem aeroponik juga meningkatkan pengamanan terhadap hama.

Ditambah lagi, sistem aeroponik tidak tergantung pada musim yang ada. Kita dapat menanam di sepanjang musim, meskipun pada musim hujan dan musim panas, produktifitas akan menurun dikarenakan proses fotosintesis yang tidak berlangsung sebaik saat musim lainnya. Sistem hidroponik yang tak menggunakan green house akan sangat mudah dipindah – pindah tanpa merusak pertumbuhan. Faktor ini sangat menguntungkan bilamana terdapat pompa atau sprinkler yang rusak, tanaman dapat segera dipindahkan ke styrofoam / wadah penampung lainnya.



KELEMAHAN

Meskipun begitu, sistem aeroponik memerlukan pasokan listrik untuk menggerakan pompa. Keperluan pasokan listrik ini meningkat seiring bertambah luasnya media perakaran yang digunakan.

Diperlukan penilaian teliti mengenai kelembapan media, kebutuhan nutrisi tanaman, lingkungan luar, dan sebagainya demi memberikan cakupan nutrisi dan lingkungan pertumbuhan yang baik. Beberapa orang yang kurang memahami teknologi akan berkesulitan dalam memasang mekanisme aeroponik yang stabil dan efektif – efisien. Sistem ini bergantung pada kabut pembawa zat yang dimana, bilamana digunakan tanpa pengetahuan takaran nutrisi yang baik, akan mengakibatkan akar tanaman malah mengering dan rusak.


DAFTAR PUSTAKA
http://www.azzamrumahherbal.com/hidroponik/191-cara-menanam-menggunakan-sistem-hidroponik.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Hidroponik 
http://redyprasdianata.blogspot.co.id/2013/04/budidaya-sayuran-dengan-sistem-aeroponik.html
http://www.putuberbagi.com/2015/07/pengertian-aeroponik-dan-kelebihan-sistem-aeroponik.html
http://indonesiabertanam.com/2014/10/10/cara-sederhana-aeroponik/
http://fredikurniawan.com/pengertian-hidroponik-dan-manfaatnya/
http://www.kebunhidro.com/2015/01/cara-menanam-dengan-sistem-aeroponik.html

Sekian info yang dapat saya berikan. Semoga berguna. :) 
Blog ini hanya arsip. Blog ini tak akan diperbaharui lagi.